Postingan

Aku yang Sedang (selalu) Ingin Belajar

Gambar
Ini pagi yang kesekian aku berangkat cukup pagi kesekolah, pertama karena para anak orang lain itu (baca : siswa)  sedang US alias ujian sekolah, kedua iya saya ketua panitia US itu, jadi wajib hukumnya hadir pertama (meskipun gerbang sekolah masih tutup), ketiga ayam ayam saya sudah bangun (hubungannya apa coba?) , terakhir karena ingin mencoba mempraktekkan teori video maker yang aku dapat di kelas dadakan, kilat dan bermanfaat dari sloka.or.id  bersama salah seorang video maker  yang sedang menggarap Ekspedisi Indonesia Biru  yaitu Dandhy Dwi Laksono (suksma mas) Sampai di Sekolah , syukurnya mentari masih malu malu, jadi cukuplah saya punya waktu mempersiapkan amunisi saya untuk mengabadikan moment ini, ini pertama kalinya saya belajar membuat timelapse, sebuah video yang dulu (sampai sekarang) saya kagumi , bagaimana tidak kagum, sebuah proses mekarnya bunga bisa kita saksikan hanya dalam beberapa detik. Bayangkan kalau tidak ada teknologi ini, mungkin untuk ...

Tradisi “Kuno” untuk Alam yang Lebih Baik

Sekali setiap   420hari Aku melaksanakan sebuah tradisi yang sudah ada sebelum Negara Indonesia tercipta, sebuah tradisi yang sudah ada sebelum zaman kerajaan   di Bali ada (didapat dari berbagai sumber) dan kini sudah diakui serta dihormati oleh Dunia, yaitu Nyepi, Tradisi untuk menyambut   Tahun Baru Caka yang silih berganti dan memberikan kesempatan alam untuk bernafas bebas dari aktivitas manusia. Sejarah bagaimana terciptanya tradisi Nyepi mungkin sudah bisa di searching di Google, dan bagi yang tertarik bisa dilengkapi dengan mencari cari “babad-babad” atau lontar-lontar di museum. Ini adalah kesian kalinya aku melaksanakan Tradisi ini, dan kesekian kalinya juga tradisiku dihina oleh mereka yang bukan orang Bali. Aku tidak marah dengan mereka, karena Agama ku mengajarkan cara marah yang berkwalitas, yaitu kasih sayang dan introfeksi diri. Ketika ada yang menghina Aku, Aku berusaha tersenyum, iya cukup dulu dengan senyum karena langkah selanjutnya akan leb...

Jadi Guru Itu...

Gambar
ketika aku besar nanti aku ingin menjadi guru, agar  bisa mengajarkan kedua orang tuaku membaca dan menulis. Sumber : Instagram :  @OstMakenyem Jadi Guru itu...peluang kayanya sedikit, peluang banyak hutangnya besar. Jadi Guru itu...peluang dicacimakinya besar, peluang disanjungnya kecil palingan pas hari Guru saja . Jadi Guru itu... harus sabar tinggat mount eperes, mesti ngurusin anak orang yang orang tuanya sendiri sering ngaku gak kuat ngurus anaknya. Jadi Guru itu... peluang diajak gabung bisnis em_el_em besar, karena mereka tahu gaji guru gak mampu untuk beli mobil haha Jadi Guru itu...peluang dikritiknya besar, yang ngeritik itu lebih besar dari kalangan manusia yang pernah jadi murid dan sudah gedenya lupa pernah di ajar ama guru, terus ngeritiknya udah kayak pernah jadi guru haha       Jadi Guru itu... peluang punya anak banyak sebelum nikah besar, bayangin aja belum nikah sudah jadi guru, masuk kelas..anak anak nya ada be...

Hari Ke Tiga

Gambar
yaa elah ini sudah masuk hari ke tiga bula sebelas dua ribu empat belas. masih saja diwarnai kisruh para wakil rakyat yang suka tidur waktu sidang soal rakyat. masih saja ada pengguna smartphone yang ngirim broadcast massage agar DP BBM nya terlihat. mau tau cara mengatasi DP bbm yang tidak mau terganti atau DP temen tidak terlihat? jawabannya adalah anda ganti ke koneksi internet yang cepat, bukan dengan cara ngirim BC sembarangan, sama halnya anda itu ingin pintar tapi tidak pernah belajar, anda bawa smartphone tapi tidak pernah menjadi pintar x_o   malu malu in saja jadi warga Endonesia, pengguna smartphone banyak tapi yang make kalah smart sama handphone nya. mulai sekarang gunakanlah smartphone anda dengan baik dan pintar. president sudah baru, tapi anda masih saja seperti mahluk goa yang dikasi smartphone hehehe.. keep smile dude...*jualsmartphonegantipakehapesenter hehe jangan serius serius gitu baca nya, masih tanggal muda, cek gaji brow.. eh saldonya masih kayak ta...

141014

07:21 PM Kemarin aku sedang berada ditengah danau yang sangat luas dan angker tepat jam segini. Kali ini tour ku turun bukit, sebrangi perairan, panas panasan, lari larian, dipecut, sembunyian sembunyian dan sembahyang. Trunyan destinasiku kali ini, berbekal tas gelendotan berisi camera pocket pinjaman, power bank pinjaman, roti dapat minta, air bawa dari rumah, canang, dupa, obat obatan, permen, 2 handphone, dan tentunya duit alias dompet isi uang dan kartu nama serta KTP jaga jaga kalau aku hilang atau di culik pribumi. Desa Bali Mula ini sudah bisa dijangkau dari darat meskipun sudah ada jalan daratnya namun kadang macet atau pohon tumbang, lewat air alias Danau Batur, biayanya asu i gilak mahal banget lebih mayah dari biaya Bali Jakarta naik Lion Air. Perboat bisa sampai + 400K , itu naik boat lewat Pelabuhan Kedisan. Itupun belum ditambah isi palak memalak tengah danau, dulu sih dibilang ada gituan oleh Babinsa nya dan kini sudah tak ada lagi. Syukurnya pas perjalananku tak...

07102014

Besok ada hari Rabu, iya pasti Rabu karena hari ini adalah hari Selasa. Besok adalah hari spesial bagi alam semesta, iya karena aku akan menikah. Ahhh? Menikah? Opssst salah ketik Besok adalah hari raya Pagerwesi, apakah itu? PAGERWESI adalah pagar besi dimana anak anak sekolah di Bali libur, karena pagar besinya di tutup, hahhaa kira kira begitu analisih ala orang yang sedang mendalami ilmu keagamaan namun tak pernah baca buku ataupun bertanya ke mbah google tentang hari raya umat Hindu. Sebenarnya aku tak sedang ingin membahas itu, sejujurnya aku rindu suasana kota tempat ku memperoleh gelar sarjanaku, Kota Singaraja. Hari ini biasa disebut penampahan Pagerwesi dimana anak kost akan main ke rumah temennya yang asli Singaraja dan beragama Hindu, karena disana akan ada banyak makan gratis hahaha... Yaa cuma mau nulis itu saja sih..terimakasih untuk para sahabat yang pernah merayakan Pagerwesi dan mengundang anak kost seperti saya untuk makan gratis hahaa...

Suatu Tempat

Dalam ruang ada sebuah asa Perjalanan jauh ku lalui Menuju sebuah ketidaknyaman baru Aku tidak takut, untuk berjuang ditempat yang tak nyaman itu Aku cuma tak kuat melihat ketika ratusan pasang mata meneteskan air matanya karena kepergianku